12 HEWAN DI INDONESIA YANG DILINDUNGI OLEH PEMERINTAH
BY. BANG RHICKIE J
BURUNG ELANG FLORES
Burung Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang kini menjadi raptor yang paling terancam punah lantaran populasinya di alam bebas diperkirakan tidak melebihi 250 ekor sehingga masuk dalam daftar merah (IUCN Redlist) sebagai Critically Endangered (Kritis).
Burung Elang Flores mempunyai ukuran tubuh yang sedang, dengan tubuh dewasa berukuran sekitar 55 cm. pada bagian kepala berbulu putih dan terkadang mempunyai garis-garis berwarna coklat pada bagian mahkota. Tubuhnya berwarna coklat kehitam hitaman, sedangkan dada dan perut raptor endemik flores ini ditumbuhi bulu berwarna putih dengan corak tipis berwarna coklat kemerahan, ekornya berwarna coklat yang memiliki garis gelap sejumlah enam, sedangkan kakinya berwarna putih.
BURUNG TRULEK JAWA
Burung Trulek jawa adalah salah satu burung langka yang hanya terdapat di Jawa. Burung dari suku Charadriidae ini pada tahun 1994 pernah dinyatakan punah (Extinct) oleh IUCN, namun sejak tahun 2000 statusnya direvisi menjadi Kritis. Meskipun begitu, hingga kini keberadaan jenis ini masih misterius karena tidak ada bukti fotografi atau spesimen baru yang diperoleh. Hingga saat ini yang dapat dijumpai secara resmi di Indonesia hanyalah spesimen awetannya di Museum Zoologi, Cibinong.
Awetan Trulek jawa di Museum Swiss
Ukuran tubuh sedang, sekitar 28 cm. Bulunya berwarna coklat keabuan dengan kepala hitam. Punggung dan dada coklat keabuan, perut hitam, tungging putih. Bulu-bulu sayap terbang hitam, ekor putih dengan garis subterminal hitam lebar. Terdapat "taji" hitam pada bagian lengkung sayap. Iris coklat, paruh hitam, tungkai hijau kekuningan atau jingga. Satu hal yang khas dari burung ini adalah gelambir putih kekuningan di atas paruhnya. Hidupnya berpasangan di padang rumput terbuka sepanjang pantai utara Jawa Barat dan pantai selatan Jawa Timur.
BURUNG CENDRAWASIH
Burung Cenderawasih merupakan burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu indah yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran Burung Cenderawasih mulai dari Cenderawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cenderawasih paruh sabit Hitam pada 110 cm dan Cenderawasih manukod jambul bergulung pada 430 gram. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau pulau selat Torres, Papua Nugini.
Perburuan Burung Cenderawasih untuk diambil bulunya untuk perdagangan topi dan perusakan habitatnya karena penebangan hutan marak di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Cribb 1997) menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis ke tingkat terancam punah, namun sekarang burung burung itu dilindungi dan perburuan hanya dibolehkan untuk kebutuhan perayaan dari suku setempat.
BURUNG JALAK BALI
Burung Jalak Bali hanya hidup di bagian barat Pulau Bali. Jalak Bali merupakan burung pengicau yang ukurannya sedang, sekitar 25 cm.
Penangkapan burung ini untuk dijual dan dijadikan burung hias diprediksi sebagai pemicu menurunnya populasi burung ini. Karena populasinya yang tersisa kurang lebih hanya sekitar 100 ekor, burung ini dilindungi di Penangkaran Nusa Penida dan Taman Nasional Bali Barat.
BURUNG KAKAK TUA
Burung Kakak Tua adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. Spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara acara hiburan di kebun binatang atau tempat hiburan lainnya.
Burung Kakak Tua tertekan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10 - 15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang populasinya terancam punah.
BURUNG MERAK
Merak merupakan spesies burung genius, Burung Merak memiliki bulu ekor yang indah yang dapat dikembangkan untuk menarik perhatian lawan jenisnya.
Perburuan liar terhadap Burung Merak untuk diambil bulu ekornya sebagai aksesoris dan berbagai karya seni tradisional serta dagingnya sebagai makanan yang berkhasiat obat membuat populasi Burung Merak dialam bebas terancam punah.
MONYET HITAM
Monyet Hitam Sulawesi yang juga lazim disebut Yaki atau Monyet Wolai merupakan satwa endemik yang hanya hidup di pulau Sulawesi Utara dan beberapa pulau disekitarnya.
Monyet Hitam memiliki ciri fisik yang sangat unik, tubuhnya dipenuhi bulu hitam pekat mengkilat, dengan jambul, serta pantat berwarna merah muda. Monyet ini juga memiliki ukuran tubuh yang sangat besar dengan tinggi sekitar 44 - 60 cm, dan berat sekitar 7 - 15 kg. Namun hewan lucu ini kini sudah hampir punah.
Populasi Monyet Hitam terancam punah dikarenakan penebangan hutan dan perburuan yang leluasa. Masyarakat sering memburu Monyet Hitam untuk diambil dagingnya, karena permintaan daging yaki semakin meningkat ketika menjelang Natal dan Tahun baru. Hingga kini populasi yaki diperkirakan hanya tersisa 3.000 ekor yang ada di Hutan Tangkoko, Sulawesi Utara.
ORANG UTAN
Orang Utan adalah hewan vertebrata (bertulang belakang) yang merupakan sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropika Indonesia, khususnya di Pulau Kalimantan (sekitar 55.000 individu) dan Sumatera (sekitar 200 individu). Orang Utan saat ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan, di wilayah Asia Tenggara
Ancaman terbesar yang tengah dialami oleh orangutan adalah habitat yang semakin sempit karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya. Tak jarang mereka juga dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggap sebagai hama, serta anaknya kemudian dijual dalam perdagangan hewan ilegal.
Pusat rehabilitasi didirikan untuk merawat orang utan yang sakit, terluka dan yang telah kehilangan induknya. Mereka dirawat dengan tujuan untuk dikembalikan ke habitat aslinya.
LUTUNG
Lutung merupakan kelompok monyet Dunia Lama yang membentuk genus Trachypithecus yang berukuran antara 40 - 80 cm, dengan berat 5 - 15 kg. Lutung adalah hewan herbivora yang terutama makan dedaunan, buah buahan, dan kuncup bunga.
Lutung hidup di hutan, terutama hutan hujan. Sehari-hari bergelayutan dan melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, lutung termasuk hewan siang dan sangat aktif pada pagi dan sore hari. Hewan ini hidup bergerombol antara 5 - 20-an yang dipimpin oleh seekor jantan.
BURUNG HANTU
Burung Hantu termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal) yang dianggap sebagai pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, dan berbulu burik, kecoklatan atau abu abu dengan bercak bercak hitam dan putih, serta ekor yang pendek, namun sayapnya besar dan lebar.
Akibat perburuan liar, kebakaran hutan, pembukaan lahan, serta konversi perkebunan, kini Burung Hantu sulit ditemukan lagi dan terancam punah.
HARIMAU
Harimau adalah hewan yang tergolong dalam hewan pemakan daging (karnivora) yang merupakan jenis kucing terbesar dari spesiesnya, Pada umumnya harimau jantan memiliki (berat antara 180 - 320 kg, dan Panjang jantan antara 2,6 - 3,3 meter.) dan harimau betina memiliki (berat antara 120 dan 180 kg, dan panjang antara 2,3 - 2,75 meter.) .
Populasi Harimau yang semakin menurun diakibatkan oleh perburuan liar dan perdagangan seluruh organ tubuh Harimau ilegal untuk berbagai kebutuhan. Selain untuk pajangan, banyak yang mempercayai beberapa organ tubuh Harimau Sumatera bisa meningkatkan vitalitas dan sebagai ramuan tradisional yang mujarab.
MACAN TUTUL
Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara 1 - 2 meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan dengan bintik bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih kecil.
Akibat perburuan liar jumlah populasi macan tutul dihutan pun akhirnya semakin menurun. Macan berbulu motif ini telah dinyatakan hampir punah sejak tahun 2007.
GAJAH
Gajah merupakan hewan herbivora terbesar dengan tinggi yang dapat mencapai 4 m dan massa yang kurang lebih 7.000 kg.
Salah satu ancaman utama bagi gajah adalah perdagangan gading yang memicu perburuan liar. Ancaman lain adalah kehancuran habitat dan konflik dengan penduduk lokal. Gajah digunakan sebagai hewan pekerja. Dulu mereka pernah digunakan untuk perang, kini gajah seringkali dipertontonkan di kebun binatang dan sirkus.
BERUANG MADU
Beruang merupakan binatang buas jenis Ursus, berbulu tebal, dapat berdiri di atas kedua kakinya, bercakar, dan bermoncong panjang.
Beruang juga memiliki indra penciuman dan pendengaran yang ulung, bertelinga bundar, berekor kecil, berbulu yang panjang, lebat dan kasar, Mereka memiliki cakar yang lebar dan berjumlah lima pada telapak tangan yang tak dapat ditarik masuk.
Tingginya nilai jual organ tubuh Beruang membuat perburuan liar Beruang semakin meningkat sehingga menyebabkan populasi Beruang terancam punah.
BADAK
Badak termasuk hewan herbivora dengan
kulit yang tebal berkisar 1,5 – 5 cm yang terbentuk dari lapisan kolagen, dan bobotnya mencapai lebih dari satu ton, Badak juga memiliki indra pendengaran dan penciuman yang tajam, tetapi tidak dapat melihat jauh. Sebagian besar badak dapat hidup melebihi 40 tahun.
Perburuan Cula Badak masih terjadi akibat masih banyaknya permintaan dari Cina dan Vietnam untuk pengobatan tradisional sehingga menyebabkan populasi Badak terancam punah.
RUSA
Rusa (Menjangan) merupakan hewan mamalia pemamah biak (ruminan) yang termasuk familia Cervidae. Salah satu ciri khas rusa adalah adanya tanduk rusa. Bobot rusa umumnya berkisar 30 - 250 kg. Semakin hari populasi Rusa dihutan semakin menurun akibat perburuan liar yang memanfaatkan dagingnya untuk diperdagangkan.
KANCIL
Kancil (Pelanduk) merupakan hewan jantan yang mempunyai gigi taring panjang di rahang atas yang menonjol keluar bibirnya. Panjang kepala dan badannya antara 195 - 600 mm, dan panjang kaki belakangnya 110–150 mm. Tubuh berwarna kecokelatan, dengan garis-garis putih dan cokelat kehitaman membujur di tenggorokan dan dadanya, dan garis hitam di tengkuknya. Akibat maraknya perburuan liar yang dilakukan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab, hewan cerdik ini terancam punah.
ANOA
Anoa (Bubalus sp.) merupakan mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Anoa tergolong satwa liar yang langka dan dilindungi Undang Undang di Indonesia sejak tahun 1931 dan dipertegas dengan Undang Undang No. 5 Tahun 1990 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Sejak tahun 1986 hingga 2007, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan anoa sebagai satwa terancam punah, diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.
KOMODO
Komodo, atau yang selengkapnya disebut biawak komodo merupakan spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Komodo merupakan kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2 - 3 m, yang membuatnya mendidik posisi predator puncak yang mendominasi ekosistem tempatnya hidup.
Tubuhnya yang besar dan reputasinya yang mengerikan membuat mereka populer di kebun binatang. Habitat komodo di alam bebas telah menyusut akibat aktivitas manusia dan karenanya IUCN memasukkan komodo sebagai spesies yang rentan terhadap kepunahan. Biawak besar ini kini dilindungi di bawah peraturan pemerintah Indonesia dan sebuah taman nasional, yaitu Taman Nasional Komodo, didirikan untuk melindungi mereka.
LANDAK
Landak merupakan hewan pengerat (Rodentia) yang memiliki rambut yang tebal dan berbentuk duri tajam. Perburuan Landak yang semakin meningkat demi mengambil batu mustika yang ada di dalam tubuhnya untuk mengobati berbagai macam penyakit membuat populasi landak semakin menurun dan terancam punah.
KANGURU
Kanguru Pohon Wondiwoi merupakan hewan yang berhabitat di Papua. Jumlah hewan ini kini sangat terbatas dan terancam punah. Dari data yang dikeluarkan Red List IUCN populasi hewan berkantung ini hanya sekitar 50-an ekor saja.
KURA KURA
Kura kura merupakan hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut Ordo (Testudinata) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya rumah atau batok (bony shell) yang keras dan kaku. Populasi hewan ini kini semakin menurun dan terancam mengalami kepunahan jika tidak dilindungi.
PESUT MAHAKAM
Dari kelompok hewan laut, Pesut Mahakam bisa dibilang hewan laut terlangka. Hewan ini adalah mamalia namun ia hidup di air tawar. Tercatat jumlahnya tersisa sekitar 70-an ekor saja, dan dapat ditemui di Sungai Mahakam.
Pesut Mahakam mempunyai kepala berbentuk bulat (seperti umbi) dengan kedua matanya yang kecil (mungkin merupakan adaptasi terhadap air yang berlumpur). Tubuh pesut berwarna abu abu sampai wulung tua, lebih pucat dibagian bawah, tidak ada pola khas. Sirip punggung kecil dan membundar di belakang pertengahan punggung. Dahi tinggi dan membundar, tidak ada paruh dan sirip dada lebar membundar.
IKAN BELIDA
Ikan Belida yang memiliki panjang tubuh mencapai 87,5 cm dan berat tubuh dapat mencapai 1 kg, cukup besar untuk ukuran ikan air tawar. Bentuk tubuhnya seperti pisau dan makanan kesukaannya adalah ikan-ikan kecil juga udang. Ikan ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan makanan tradisional empek empek. Kini populasi ikan ini semakin menurun dan mulai dilindungi oleh pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar